Syamsir Alam, Anak Balingka yang Haus Gol

25 07 2009

ifmxdc

Syamsir Alam, goal getter tim SAD Indonesia dalam Quinta Division Uruguay 2008/2009, ternyata adalah anak “Rang Balingka” Kabupaten Agam. Nun, jalan menuju kelok 44 yang terkenal panorama alamnya di Sumatra Barat, sambil menyaksikan kemilau air danau Maninjau.

Pemain kelahiran 6 Juli 1992 ini, dalam kompetisi Quinta Division U-17 Liga Uruguay yang telah dijalaninya, acap kali menciptakan gol untuk kesebelasannya. Produktifitas Syamsir memang tercipta berkat penampilan briliannya dalam setiap pertandingan.

Sementara pada putaran pertama, dari 23 pertandingan yang dilaksanakan, Syamsir Alam juga telah mengoleksi 10 gol selama kompetisi putaran pertama tahun 2008 lalu, disusul Shalan Shodiq dengan 5 gol, hingga total gol yang telah diraihnya selama kompetisi Quinta Division berjumlah 14 gol, sementara untuk putaran pertama ini anak sulung dari Edinas Sikumbang,SH yang pengacara kondang di Jakarta dan berkantor di Menara Sudirman ini, baru mencetak satu gol waktu menjebol tim Racing, Awal April 2009 lalu.

Sehingga tidak mengherankan jika dari hasil analisa pelatih Cesar Payovich, performa Syamsir selalu mendapatkan nilai lebih. Dalam dua laga awal bahkan Cesar memberikan nilai 9 untuk aksi pemain bernomor punggung 10 ini.

“Dari segi fisik dan teknik, Syamsir Alam saat ini memang yang terdepan diantara pemain SAD yang lain. Kemampuan dribel dan pergerakan tanpa bolanya sangat baik. Saya harap ia terus tekun berlatih dan mampu mengambil pelajaran dari ketatnya persaingan di Liga Uruguay. Yang penting, jangan pernah merasa sombong dan puas diri,” komentar Cesar Payovich.

Dalam skema permainan Cesar Payovich, Syamsir Alam yang di akhir putaran pertama sering dimainkan sebagai gelandang serang yang bermain di belakang dua striker dalam pola 4-3-1-2, sejak dua pertandingan terakhir lebih dimaksimalkan sebagai striker bersama Alan Martha.

Read the rest of this entry »





H. Suhatman Iman

24 07 2009

Padang-Today.com

Legenda Sepakbola Indonesia Impikan Bangsa yang Sportif

suhatmanUcapan sederhana itu mampu membuat airmata Suhatman menetes. Ia membayangkan sepakbola Indonesia bisa bangkit dan mensejajarkan diri dengan sepakbola dunia. Namun, impian itu bagai api yang jauh dari panggang. Banyak persoalan yang membayangi sepakbola Indonesia. Mulai dari manajemen, pendidikan untuk pemain, sampai soal pelatih.

Tanggungjawab Pelatih Sampai ke Akhirat

Ia mencontohkan PSP Padang, kesebelasan tradisional Sumatra Barat. Sejak dulu, Suhatman melihat organisasi PSP tidak dikelola dengan baik. Tidak ada pengurus yang bisa mengelola PSP dengan baik. Sehingga prestasi kesebelasan Urang Awak itu tidak pernah sampai pada puncak.

Ketika PSP didanai APBD berbondong-bondong orang menjadi pengurus. Sekarang, begitu sebuah kesebelasan diharamkan memakai dana pemerintah, tak satu pun pengurus muncul, sindirnya keras.

Read the rest of this entry »