Baihaki Hakim

12 01 2008

Pertamina Sekadar Mandor dari Kontraktor
Ketika Baihaki Hakim diminta menjadi direktur utama (dirut) di Pertamina pada bulan Februari 2000, Presiden KH Abdurrachman Wahid berpesan agar Pertamina mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan minyak asing. Saat itu, Pertamina bukan saja tidak punya kegiatan produksi di luar negeri, bahkan di dalam negeri pun hanya menjadi “mandor” dari kontraktor bagi hasil (KPS).Waktu itu Baihaki baru menyelesaikan tugasnya sebagai Presiden Direktur PT Caltex Indonesia yang disandangnya sejak tahun 1994, dan Presiden butuh orang berpengalaman perminyakan dan mampu mengangkat perusahaan Pertamina ke kancah internasional. Baihaki diusulkan mengingat pengalamannya selama 31 tahun di perusahaan migas Caltex.Alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) itu sebenarnya tengah bersiap untuk pensiun dari urusan migas. Bahkan, lelaki berpenampilan sederhana yang lahir di Sijunjung, Sumatera Barat ,tanggal 3 Desember 1942 ini sudah mempersiapkan rumah di Cirebon untuk menikmati hari tuanya.




Asrul Sani

12 01 2008

Seniman Pelopor Angkatan ’45
Asrul Sani seniman kawakan yang antara lain dikenal lewat Sajak Tiga Menguak Takdir bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin meninggal dunia hari Minggu 11 Januari 2004 malam sekitar pukul 22.15 di kediamannya di Jln. Attahiriah, Kompleks Warga Indah No. 4E, Pejaten Jakarta. Seniman kelahiran Rao, Sumbar, 10 Juni 1927 ini wafat setelah kesehatannya terus menurun sejak menjalani operasi tulang pinggul sekitar satu setengah tahun sebelumnya.
Dia adalah pelaku terpenting sejarah kebudayaan modern Indonesia. Jika Indonesia lebih mengenal Chairil Anwar sebagai penyair paling legendaris milik bangsa, maka adalah Asrul Sani, Chairil Anwar, dan Rivai Apin yang mengumpulkan karya puisi bersama-sama berjudul “Tiga Menguak Takdir” yang kemudian diterbitkan dalam bentuk buku di tahun 1950.




Arbi Sanit

12 01 2008

Dosen dan Pengamat Politik
Pengamat politik dan dosen Ilmu Politik dari Fakultas Ilmu Sosial & Politik Universitas Indonesia, sebelum dan saat kuliah di FISIP UI, sambil bekerja di perusahaan pelayaran Djakarta Lloyd, hingga menjadi asisten dosen di fakultasnya. Dia Lulus pada 1969, dan menjadi dosen. Setelah itu, barulah Arbi berhenti dari Djakarta Lloyd.Lalu empat tahun kemudian, Anak kelima dari 11 bersaudara ini mengikuti studi bebas mengenai sistem politik Indonesia di Universitas Wisconsin, AS.

Pendidikan SD (1954) dan SMP (1957) dijalani di kampung kelahirannya Desa Batangkapas, Painan, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Setamat SD, dia sempat diminta kakaknya agar meneruskan ke sekolah guru (SGB).

Read the rest of this entry »





Ani Idrus

12 01 2008

Pendiri Harian Waspada
Ani Idrus wartawati senior yang lahir di Sawah Lunto, Sumatera Barat, 25 November 1918, mendirikan Harian Waspada bersama suaminya H. Mohamad Said tahun 1947. Ia wafat di Medan, 9 Januari 1999 dan dimakamkan di Pemakaman Umum Jalan Thamrin – Medan. Terakhir ia menjabat Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Harian WASPADA dan Majalah Dunia Wanita, Medan.Selain berkecimpung dalam dunia jurnalistik, ia juga mendirikan dan memimpin lembaga pendidikan yang bernaung dalam Yayasan Pendidikan Ani Idrus. Pada akhir hayatnya, ia juga menjabat Ketua Umum Sekolah Sepak Bola WASPADA – Medan, Direktur PT. Prakarsa Abadi Press – Medan, dan Ketua Yayasan Asma Cabang Sumatera Utara.Pendidikannya dimulai di Sekolah dasar di Sawah Lunto. Kemudian melanjut ke sekolah madrasah dan mengaji di surau.